NAJMAH AN NAJWA

Bintang rahasia...Begitu indah jika kau memahaminya, tapi tak kan pernah kau dapati di galaksi Bimasakti kita. Bintang yang penuh misteri, yang hanya dapat kau temui dengan hati..

Minggu, 01 Februari 2009

Politik Islam Indonesia di Masa-Masa yang Akan Datang, Prospek dan Tantangan-Tantangannya

Munculnya partai-partai Islam belakangan ini telah menimbulkan perdebatan tersendiri kalau bukan masalah kontroversi. Dalam pandangan sementara kalangan, fenomena itu dinilai sebagai perwujudan dari hadirnya kembali politik Islam, atau yang secara salah kaprah diistilahkan sebagai "repolitisasi Islam". Penilaian yang pertama bernada positif, karena seperti agama-agama lain, Islam memang tidak bisa dipisahkan dari politik. Penilaian kedua, jika istilah itu dipahami secara benar, adalah negatif. Istilah "politisasi" (terhadapa apa saja) selalu merupakan bagian dari rekayasa yang bersifat pejorative atau manipulatif. Bisa dibayangkan apa jadinya jika hal tersebut dikenakan pada sesuatu yang mempunyai sifat ilahiyah (devine) seperti agama Islam.
Tidak diketahui secara persis apa yang dimaksud oleh sementara pihak yang melihat maraknya kehidupan politik Islam dewasa ini sebagai suatu fenomena yang dapat diberi label repolitisasi Islam. Meskipun demikian, kalau menilik indikator utama yang digunakan sebagai dasar penilaian itu adalah munculnya sejumlah partai politik yang menggunakan simbol dan asas Islam atau yang mempunyai pendukung utama komunitas Islam, maka tidak terlalu salah untuk mengatakan bahwa yang dimaksud adalah fenomena munculnya kembali kekuatan politik Islam. Hal yang dmeikian itu, di dalam perjalanannya selalu terbuka kemungkinan untuk "memolitikkan" bagian-bagian yang menjadi dasar idiologi partai-partai tersebut.
Makna Politik Islam
Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan manusia. (Wawasan Sistem Politik Islam, Salim Ali al-Bahnasawi, Jkt, Pustaka Al-Kautsar, Cet. I).
Politik Islam ialah aktivitas politik sebagian umat Islam yang menjadikan Islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok.
Pendukung perpolitikan ini belum tentu seluruh umat Islam (baca: pemeluk agama Islam), karenanya mereka dalam kategori politik dapat disebut sebagai kelompok politik Islam, juga menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti menggunakan perlambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan dasar organisasi, khittah perjuangan, serta wacana politik.
Hakikat Politik Islam
Politik Islam secara substansial merupakan penghadapan Islam dengan kekuasan dan negara yang melahirkan sikap dan perilaku (political behavior) serta budaya politik (political culture) yang berorientasi pada nilai-nilai Islam. Sikap perilaku serta budaya politik yang memakai kata sifat Islam, menurut Dr. Taufik Abdullah, bermula dari suatu keprihatinan moral dan doktrinal terhadap keutuhan komunitas spiritual Islam.
Dilema Politik Islam
Dalam penghadapan dengan kekuasaan dan negara, politik Islam di Indonesia sering berada pada posisi delematis. Dilema yang dihadapi menyangkut tarik-menarik antara tuntutan untuk aktualisasi diri secara deferminan sebagai kelompok mayoritas dan kenyataan kehidupan politik yang tidak selalu kondusif bagi aktualisasi diri tersebut. Sebagai akibatnya, politik Islam dihadapkan kepada beberapa pilihan strategis yang masing-masing mengandung konsekuensi dalam dirinya. Pertama, strategi akomodatif justifikatif terhadap kekuasaan negara yang sering tidak mencerminkan idealisme Islam dengan konsekuensi menerima penghujatan dari kalangan "garis keras" umat Islam.
Kedua, strategi isolatif-oposisional, yaitu menolak dan memisahkan diri dari kekuasaan negara untuk membangun kekuatn sendiri, dengan konsekuensi kehilangan faktor pendukungnya, yaitu kekuatan negara itu sendiri yang kemudian dikuasai dan dimanfaatkan oleh pihak lain.
Ketiga, strategi integratif-kritis, yaitu mengintegrasikan diri ke dalam kekuasaan negara tetapi tetap kritis terhadap penyelewengan kekuasaan dalam suatu perjuangan dari dalam. Namun, strategi ini sering berhadapan dengan hegemoni negara itu sendiri, sehingga efektifitas perjuangannya dipertanyakan.
Salah satu isyu politik yang sering menempatkan kelompok Islam pada posisi dilematis yang sering dihadapi politik Islam adalah pemosisian Islam vi a vis negara yang berdasarkan Pancasila. Walaupun umat Islam mempunyai andil yang sangat besar dalam menegakkan negara melalui perjuangan yang panjang dalam melawan penjajahan dan menegakkan kemerdekaan, namun untuk mengisi negara merdeka kelompok Islam tidak selalu pada posisi yang menentukan. Pada awal kemerdekaan, kelompok Islam yang mempunyai andil yang sangat besar dalam mengganyang PKI dan menegakkan Orde Baru tidak terwakili secara proporsional pada BPUPKI atau PPKI dan karenanya tidak memperoleh kesempatan untuk ikut menyelenggarakan roda pemerinthan. Mereka bagaikan "orang yang mendorong mobil mogok, setelah mobil jalan mereka ditinggal di belakang".
Sekarang pada era reformasi, gejala demikian mungkin terulang kembali. Peran kelompok Islam, baik tokoh Islam maupun mahasiswa Islam dalam mendorong gerakan reformasi sangat besar. Namun, pada perkembangan selanjutnya, gerakan reformasi tidak selalu berada dalam pengendalian kelompok Islam.
Pengendali reformasi dan kehidupan politik nasional akan berada pada pihak atau kelompok kepentingan politik yang menguasai sumber-sumber kekuatan politik. Pada masa modern sekarang ini sumber-sumber kekuatan politik tidak hanya bertumpu pada masa (M-1), tetapi juga pada materi (M-2), ide (I-1), dan informasi (I-2). Kelompok politik Islam mungkin mempunyai kekuatan pada M-1 atau I-1, tetapi kurang pada M-2 dan I-2. Dua yang terakhir justru dimiliki oleh kelompok-kelompok kepentingan politik lain.
Situasi dilematis politik Islam sering diperburuk oleh ketidakmampuan untuk keluar dari dilema itu sendiri. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurang adanya pemaduan antara semangat politik dan pengetahuan politik. Semangat politik yang tinggi yang tidak disertai oleh p[engetahuan yang luas dan mendalam tentang perkembangan politik sering mengakibatkan terabainya penguatan taktik dan strategi politik. Dua hal yang sangat diperlukan dalam politik praktis dan permainan politik.
Dilema politik Islam berpangkal pada masih adanya problem mendasar dalam kehidupan politik umat Islam. Problema tersebut ada yang bersifat teologis seperti menyangkut hubungan agama dan politik dalam Islam, tetapi ada yang bersifat murni politik, yaitu menyangkut strategi perjuangan politik itu sendiri dalam latar kehidupan politik Indonesia yang kompleks dengan kelompok-kelompok kepentingan politik majemuk.
Problema Politik Islam
Selain problem yang berasal dari dikotomi santri abangan di kalangan umat Islam (dikotomi ini adalah konsekuensi logis dari proses islamisasi yang tidak merata di berbagai daerah nusantara serta perbedaan corak tantangan kultural yang dihadapi), politik Islam juga menghadapi problema yang berkembang dari adanya kemajemukan di kalangan kelompok Islam itu sendiri. Adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok politik Islam bukanlah merupakan suatu kelompok kepentingan tunggal. Hal ini ditandai oleh banyaknya partai-partai yang bermunculan di kalangan kelompok Islam, baik yang berdasarkan diri pada idiologi dan simbol keislaman maupun yang berbasis dukungan umat Islam.
Pada era reformasi dewasa ini terdapat banyak partai Islam atau partai yang berbasis dukungan umat Islam, seperti Partai Persatuan Pembangnunan (PPP), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Umat Islam (PUI), Partai Masyumi Baru, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan (PK), Partai Mahdhatul Ummat (PNU), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan lain sebagainya.
Fenomena maraknya partai Islam dan partai berbasis dukungan umat Islam merupakan refleksi dari kemajemukan umat Islam dan keragaman kepentingan kelompok Islam. Kelahiran partai-partai tersebut merupakan buah eforia politik yang tidak terelakkan dari proses reformasi. Proses reformasi yang terjadi memang memberikan angin segar kebebasan bagi warga negara untuk berserikat dan berkelompok yang selama 30 tahun telah terkungkung oleh kekuasaan absolut sentralistik.
Pluralisme politik Islam merupakan refleksi dari pluralisme masyarakat Islam. Sedangkan pluralisme masyarakat Islam itu sendiri merupakan kensekuensi logis dari proses islamisasi di sebuah negara kepulauan, yang dari satu tempat ke tempat yang lain berbeda intensitasnya. Dalam konteks hubungan antardaerah yang tidak mudah di masa lampau, maka terbuka kemungkinan bagi berkembang kelompok atau organisasi Islam yang mempunyai ciri-ciri dan jati diri masing-masing. Kelompok yang kemudian mengristal menjadi berbagai organisasi ini, selain mempunyai titik temu pandangan juga mempunyai dimensi kultural tertentu yang membedakan dengan kelompok umat Islam lain. Pada tingkat tertentu, komitmen kultural ini telah mengembangkan rasa solidaritas kelompok di kalangan umat Islam yang mengalahkan rasa solidaritas keagamaan mereka.
Dimensi kultural pada berbagai kelompok Islam mengakibatkan mereka sulit bersatu dalam kehidupan politik. Oleh karena itu, penggabungan partai-partai Islam ke dalam satu wadah tunggal nyaris menjadi utopia. Eksperimen pada masa Orde Lama melalui Masyumi umpamanya, mengalami kegagalan dengan keluarnya NU dari PSII. Begitu juga eksperimen pada masa Orde Baru melalui fusi beberapa partai Islam belum sepenuhnya berhasil mengristalkan kepentingan unsur-unsur yang bersatu.
Politik Islam di Indonesia secara umum belum berhasil mencapai efektifitas politik. Salah satu pangkal efektifitas politik menurut Allan A. Samson adalah kepemimpinan. Kepemimpiman partai politik belum mampu memfungsikan partai sebagai medium artikulasi kepentingan politik umat Islam. Menurut Allan Samson, lebih lanjut, terdpat tiga faktor yang menyebabkan ketidakefektifan politik tadi, dan hal lain dapat juga disebut sebagai problema politik Islam, yaitu: (a) adanya overestimasi. Banyak pimpinan partai Islam tentang kekuatan yang dimilikinya atau aflikasi politik dari apa yang disebut dengan mitos kemayoritsan; (b) bersifat eksternal, yaitu adanya usaha pengrusakan yang disengaja oleh kekuatan politik luar; dan (c) adanya perbedaan pandangan antara pimpinan partai tentang hubungan keyakinan keagamaan dan aksi politik.
Di atas semua itu, problem mendasar poitik Islam adalah kesulitan untuk mewujudkan persatuan, baik dalam skala antarpartai-partai Islam maupun dalam skala intra satu partai Islam. Partai Islam rentan terhadap konflik, dan konflik partai rentan terhadap rekayasa internal.
Berbagai problem tersebut harus mampu diatasi oleh partai-partai Islam pada era reformasi dewasa ini. Adanya penggabungan secara menyeluruh mungkin tidak realistis, kecuali mungkin di antara partai-partai Islam yang berasal dari rumpun yang sama. Alternatif lain yang tersedia adalah koalisi, sehingga hanya ada beberapa partai Islam saja yang ikut dalam pemilu.
Perubahan Politik Islam
Berbicara tentang perkembangan situasi politik dalam negeri menurut perspektif Islam, kita mengenal setidaknya dua periode yang secara signifikan memberikan pengaruh yang berbeda, yakni periode pra dan pasca 90-an.
Yang pertama adalah periode beku yang ditandai dengan ketegangan hubungan antara umat Islam dengan pemerintah, sedangkan yang kedua adalah pencairan dari yang pertama, yakni ketika pemerintah beruabah haluan dalam menatap umat Islam dalam setting pembangunan nasional.
Situasi pra 90-an diakui sarat dengan isyu politik yang mempertentangkan umat Islam dengan pemerintah. Peristiwa Tanjung Priok, Aceh, Lampung, Komando Jihad, peledakan Borobudur, dan lain sebagainya telah memanaskan situasi. Peristiwa-peristiwa tersebut, sejak Orde Baru berdiri, mengukuhkan citra pertentangan antara umat Islam dengan pemerintah. Situasi ini pada gilirannya menjadikan organisasi Islam tidak berani "tampil" secara lantang menyuarakan aspirasinya.
Tetapi, siituasi tersebut berangsur berubah pada pasca 90-an, angin segar seakan bertiup sejuk ke tubuh umat Islam. ICMI terbentuk, Soeharto naik haji, jilbab dilegalisasi di sekolah menengah, lolosnya peradilan agama dan pendidikan nasional yang dinilai menguntungkan, pencabutan SDSB, pendirian BMI, serta suasana keberislaman kalangan birokrasi yang semakin kental dan lain-lain yang menandai era baru: politik akomodasi, umat Islam yang selama ini dianggap sebagai rival kini tidak lagi. Tumbuh di kalangan pemerintah dan juga ABRI (pada waktu itu), bahwa pembangunan Indonesia tidak akan berhasil tanpa menyertakan umat Islam yang mayoritas, umat Islam harus dianggap sebagai mitra.
Layaknya bola salju, era akomodasi ini bergulir deras dan cenderung besar, efeknya terasa, kini bukn tabu lagi umat Islam berbicara tentang aspirasi Islam. Di kalangan pemerintah juga tampak adanya upaya untuk "menyinggung" perasaan umat Islam. Demikian terus dalam beberapa tahun terakhir, proses "islamisasi" seakan berjalan lancar tanpa halangan.
Ada dua teori guna meramalkan masa depan bola salju tadi. Pertama, bahwa kelak bola salju itu makin besar. Artinya, kesadaran keberislaman makin menyebar dan marak menyelimuti semua kalangan. Kedua, adalah antitesis yang pertama. Bola salju tadi memang membesar, tetapi hanya sesaat kemudian pecah berkeping-keping akibat terlalu kencangnya meluncur atau lemahnya ikatan unsur-unsur pembentuk bole tersebut. Sebagai kemungkinan alternatif ini bisa terjadi. Yakni, bila umat Islam terlalu kencang meluncurkannya, sementara ikatan di tubuh umat dan flatrorm situasi belum cukup kuat, atau mungkin juga latar belakang ada orang lain yang sengaja memukul hancur. Bila ini terjadi, kita tidak bisa membayangkan seperti apa jadinya, dan butuh beberapa waktu lagi untuk mendapatkan keadaan serupa, dan di era reformasi sampai saat ini (2002) umat Islam dalam berpolitik sudah terpecah-pecah, itu suatu kenyataan riil yang kita lihat.
Dalam konteks Islam, perkembangan bermunculan partai-partai Islam yang berada di atas angka 50-an, meskipun kemudian melalui proses verifikasi, hanya 48 partai yang dinilai layak mengikuti pemilu--telah melahirkan penilaian tersendiri. Yang paling umum adlaah pandangan mengenai munculnya kembali kekuatan politik Islam. Orang pun kemudian mengingat-ingatnya dengan istilah "repolitisasi Islam", sesuatu yang bisa menimbulkan konotasi tertentu, mengingat pengalaman Islam dalam sejarah politik Indonesia. Padahal, kita sebenarnya boleh menanyakan apakah benar Islam sejatinya pernah berhenti berpolitik? Walaupun dengan itu, pertanyaan tersebut bukan untuk mengisyaratkan bahwa Islam itu adalah agama politik.
Meskipun demikian satu hal yang harus diingat bahwa mpralitas penduduk Indonesia adalah beragama Isalm. Langsung atau tidak langsung, yang demikian itu mempunyai implikasi politik. Dengan kata lain, kekuatan politik apa pun, lebih-lebih partai politik akan sangat memperhitungkan realitas demografis seperti itu. Artinya, masa Islam bakal diperebutkan oleh kekuatan-kekuatan politik guna mencari dukungan.
Bak "gadis" yang akan selalu diperebutkan, bagaimana seharusnya Islam bersikap di tengah polarisasi politik yang tajam ini? Jelas, ini bukan pertanyaan yang mudah dijawab. Seandainya tersedia jawaban pun ia bukan suatu yang dapat diperebutkan. Artinya, akan tersedia banyak jawaban. Dan semua aitu akan sangat dipengaruhi dan dibentuk oleh preferensi politik yang bersangkutan.
Dalam situasi seperti ini, ada baiknya kita kembali kepada makna beragama. Ada apa sebenarnya fungsi Islam dalam kehidupan. Seperti telah sering dikemukakan, agama dapat dilihat sebagai instrumen ilahiyah untuk "memahami" dunia. Dibandingkan dengana agama-agama lain, Islam paling mudah menerima premis ini. Salah satu alasannya terletak pada sifat Islam yang omnipresence. Ini merupakan suatu pandangan bahwa "di mana-mana" kehadiran Islam hendaknya dijadikan panduan moral yang benar bagi tindakan tingkah laku manusia.
Ada memang yang mengartikan pandangan seperti ini dalam konteks bahwa Islam merupakan suatu totalitas. "Apa saja" ada dalam Islam. Seperti firman Allah dalam Alquran yang artinya, "Tidak kami tinggal masalah sedikit pun dalam Alquran." Lebih dari itu, Islam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sosial-ekonomi dan politik. Terutama karena itu, ada yang berpendapat bahwa Islam itu sebenarnya mencakup negara--sesuatu yang kemudian dirumuskan dalam jargon "innal Islam dinun wa dawlah".
KesimpulanTidak dipungkiri lagi politik Islam adlah suatu keharusan dlam sebuah komuniatas Islam yang majemuk, tetapi di sisi lain, ia pun tidak lepas dari dilema-dilema dan problema-problema yang merupakan konsekuensi dalam diriny. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka diperlukan strategi dan taktik jitu perjuangan politik dalam latar kehidupan politik Indonesia yang kompleks dengan kelompok-kelompok kepentingan politik majemuk.

Minggu, 25 Januari 2009

Rindu Sang Pejuang

Suasana riuh menyapa petang jumaat di rumahku. Aku dan adik-beradikku duduk-duduk santai diruang tamu sambil menjamah cekodok buatan bonda beserta teh tarik kegemaran kami sekelurga. Bonda dan ayah baru saja keluar dari kamarnya usai solat asar. Jarang kami dapat berkumpul seperti ini kerana aktiviti seharian menuntut kami sekeluarga untuk lebih banyak berkerja dan beraktiviti dari duduk santai begini. Apalagi bonda dan ayah, mereka berdua adalah sosok Pejuang yang tak kenal erti penat, itulah mereka yang aku kenal sejak kecil. Berita petang menyapa aktiviti santai kami, berita yang amat mengejutkan. Berita tentang 102 warga negara Palestin yang syahid akibat serangan membuta tuli dari Israel. Mereka menyerang dari helikopter dan menembak kearah kem-kem pengungsian warga Palestin di Tel Aviv. Mereka menyerang bak Holocust! Aku terkejut! Bonda tersentak! Ayah terpana! Kedengaran sumpah seranah dari mulut kakak dan abangku. Adikku, Salahuddin mula menyalakan komputer kesayangannya untuk menulis berita tersebut di Blognya, kedengaran ucapan Innalillahiwainnailaihirojiun dari mulutnya.

Asap hasil letupan Israel di Gaza semalam [AFP]Acara makan dan santai-santai di petang hari ini berubah menjadi sepi. Ku lihat mata bonda berkaca-kaca. Ku tahu jiwa bonda yang cintakan kedamaian dan jiwa pejuangnya sedang tercalar. Berita petang yang aku dengar sebentar tadi segera aku sebarkan kepada teman-teman seperjuanganku. Aku tidak mahu kekesalanku kerana tidak dapat bersama saudara-saudaraku di Palestin, berjuang melempar batu ke arah israel dan zionis laknatullah mambuatku lumpuh untuk terus berjuang dan berdakwah. Bagiku material bukan segalanya. Apalagi duit buat mengisi kredit handphoneku, itu adalah secuil dari perjuanganku buat membantu saudara-saudaraku disana. “Assalamu’alaikum Ikwahfillah semua, ana dapat khabar dari berita petang tadi bahawa 102 saudara kita di Palestin telah Syahid dibantai oleh Israel laknatullah, mohon doa dan sedekahkah al Fatihah buat mereka, semoga saudara-saudara kita memperoleh Syahid di jalan Allah dan semoga Allah membalas segala perbuatan laknat Israel laknatullahalaih!! Allahu Akbar!! Sebarkan!!"Keesokkan harinya aku dan keluarga beraktivitas seperti biasa. Ayah berangkat kerja pagi-pagi lagi kerana hari ini beliau mendapat jemputan untuk memberi cermah di sebuah sekolah menegah di Kuala Lumpur. Adik-adikku seperti biasa berangkat ke sekolah. Aku dan kakak mengikuti ibu ke “gua” nya. Aku memanggil markas persatuan milik bondaku itu “gua” kerana aku teringatkan kisah-kisah Mujahidin yang berjuang di Afghanistan dan Iraq dimana markas mereka hanyalah sebuah gua ditengah gurun yang ditutupi oleh gersangnya padang pasir. Walaupun mereka hanya bermarkaskan sebuah gua yang kecil, sempit dan kurang serba serbi, namun perjuangan mereka untuk mebela Islam tidak pernah luntur. Malah di markas yang kecil itulah tempat mereka mengasah sikap tawadhu', ikhlas dan sabar. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencintai kenikmatan dunia yang sementara kerana mereka lebih mengejar Redha Allah. Sikap tawadhu', ikhlas dan sabar juga merupakan sikap-sikap yang dianjurkan supaya kita tidak terlalu hubbu duniya(cintakan dunia). Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a: “Perbanyakkanlah mengingat penghancur kelezatan iaitu kematian.” Kerana para Mujahidin tersebut sedar kematian akan menjemput mereka bila-bila saja maka mereka lebih memilih untuk berjuang hingga ke titisan darah terakhir walaupun dengan perlatan dan tempat yang sederhana. Saat aku sampai di markas, aku melihat banyak timbunan kotak memenuhi ruang kerja dan garaj kereta bonda. “Kotak-kotak ni isinya baju-baju, telekung, sajadah yang orang ramai sedekahkan untuk anak-anak yatim di Aceh, orang-orang Islam di Pattani, Thailand dan orang-orang asli di pendalaman Pahang. Tapi… seperti yang kalian tahu, bonda kekurangan tenaga yang dapat menghantarkan barang-barang ne ke sana, kos penghantaran barang ke Aceh tak murah, apalagi ke Thailand. Setakat ni ibu hanya dapat hantarkan ke kampung-kampung orang asli je. Korang pun tahu yang buat kerja ni tak ramai. Siapa yang nak buat kerja tak dapat gaji sekarang ni”. Bonda menyuarakan suara hatinya. Aku dan kakak termenung sejenak. Niat bonda yang begitu mulia tergendala hanya kerana kurang tenaga kerja dan kewangan. Tiba-tiba perasaanku menjadi marah, marah yang tak dapat aku laupkan. Kemana pergi orang-orang kaya di Malaysia ni? Mana pergi menteri-menteri yang menjanjikan bantuan buat kami? Kemana pergi pemuda-pemuda islam yang gagah berani yang mahu berjaung demi agama ini? Kemana mereka-mereka yang dulu pernah berjanji kepada bonda untuk membantu beliau? Kemana?? “Betul bonda, anak-anak pemulung di Indonesia tu dah berbulan-bulan kami tak datang jenguk. Bukannya taknak bunda, tapi nak ketempat mereka tu bukannya tak pakai duit, sedangkan kami ni mahasiswa, ingatkan adalah orang-orang yang nak bantu. Nak harapkan bantuan dari kita je mana cukup bonda…” keluh kakakku. Aku dan kakak sudah hampir 4 bulan tidak ke yayasan yang menguruskan keluarga pemulung di ciputat, Jakarta, Indonesia. Aku dan kakak yang belajar di Indonesia memang ditugaskan oleh bonda untuk memerhatikan dan menyalurkan bantuan yang kami dapatkan dari Malaysia. Namun sejak kebelakangan ini, bantuan dari Malaysia terhenti. Kenapa? Kami sendiri bingung, kata bunda derma yang dikirim oleh para penderma makin berkurang. Bagaimana nasib anak-anak Yatim di Aceh, apakah dengan berhentinya bantuan dari penderma maka bantuan buat mereka juga akan terhenti? Bagaimana nasib mereka? Sudah kehilangan keluarga apakah harus menanggung beban lagi dengan terhentinya dana? Aku hampir saja menangis. Ya Allah… sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui setiap tindakan hamba-hambaMu, Kau permudahkanlah urusan Bondaku ini untuk membantu saudara-saudara kami… Cuti semester kali ini aku manfaatkan untuk mambantu bonda di markasnya. Sebenarnya tidak banyak yang dapat aku bantu kerana cutiku yang terbatas, aku hanya sempat membantu untuk mengadakan pameran kemanusiaan di beberapa tempat, mengadakan kursus dan kem-kem motivasi di beberapa negeri. Bonda sangat benci dengan sikap “malas” sehingga jika ada diantara kami yang cuba-cuba untuk culas pasti akan dileteri olehnya. Sikapnya yang tegas pernah membuat aku bosan, tetapi seiring berjalannya usia dan kematangan fikiran, sikap bonda membuatkan aku ingin menjadi seorang wanita yang berpotensi. Bukan hanya wanita yang hanya duduk dirumah dan goyang kaki. Bonda juga tidak mahu mengambil pembantu rumah untuk membantunya menguruskan pekerjaan sehari-hariannya dirumah. Inilah yang membuatkan aku kagum dengan ketabahannya. Beliau bukan sahaja ibu yang solehah, tetapi merupakan mujahidah yang mengabdikan dirinya buat agama dan bangsa. Semangat bonda tak pernah patah walau sudah diuji beberapa kali. Pernah suatu ketika bonda mengadakan lawatan ke kampung orang-orang asli di pendalaman negeri Pahang. Oleh kerana memerlukan tenaga kerja yang ramai bonda telah mengadakan kerjasama dengan sebuah maktab perguruan. Alhamdulilah, pelajar-pelajar maktab tersebut bersemangat untuk membantu. Sampai saja mereka di pendalaman kampung orang asli tersebut, aktiviti lansung diadakan. Namun, menjelang tengah hari mereka dikunjungi oleh beberapa orang polis dan orang-orang yang berpakaian rasmi. Bonda di panggil dan disoal siasat. Suluruh pelajar maktab tersebut dipanggil untuk naik keatas bas dan mengangkat semua peralatan milik mereka. Apa gerangan yang terjadi? Rupanya ada seorang guru di kampung tersebut telah melaporkan kepada pihak polis bahawa bonda menjalankan aktiviti tanpa permit dan aktiviti tersebut dianjurkan oleh persatuan haram. Yang lebih menyedihkan bondaku dituduh membawa pelajar-pelajar wanita dari maktab tersebut untuk dijual! MasyaAllah! Masih ada dimuka bumi Allah manusia sekejam itu yang sanggup menuduh sebarangan orang yang ingin menghulurkan bantuan kepada sesama manusia. Bukannya membantu malah memfitnah. Kebetulan di setiap aktiviti yang bonda jalankan ayah ikut serta kerana ayah merupakan penasihat di organisasi yang bonda jalankan. Dengan cara berhikmah bonda dan ayah menyelesaikan masalah tersebut. Dan akhirnya program bersama orang asli tersebut terus berjalan. Aku bertanya kepada bunda. Apakah tidak ada tindakan yang diambil buat menghukum orang memfitnah tersebut? Bonda hanya tersenyum dan berkata “Biarlah Allah saja yang mebalas segala perbuatan mereka…” Oh bunda… sebegitu muliakah dirimu? Semangat perjuangan yang tak pernah kunjung mati turut tertanam dihati kami; anak-anak ayah dan bonda. Abang dan kakak memang terkenal sebagai aktivis dakwah sewaktu di sekolah, sedangkan aku lebih suka independent sehingga aku pernah menjadikan semangat berani mati orang-orang Jepun “kamikaze” sebagai prinsip hidupku. Sehingga kini prinsip itu bercambah dihatiku namun telah berubah menjadi “isy kariiman auw muut Syahidaan” yang berarti “hidup mulia atau mati syahid”. Bagiku perjuangan tidak dapat dipisahkan dari ujian, dan untuk menghadapi ujian perlu keberanian. Bukan cuba keberanian anak ayam tetapi keberanian seperti singa yang bangkit dari tidur, yang laparkan mangsa. Dan mangsa-mangsaku adalah kebathilan yang bermaharajalela, yang kini telah merosakkan generasi muda Islam. Mereka yang telah membantai saudara-saudaraku seimanku juga adalah musuh-musuh yang akan ku lahap. Aku memang tak pandai memegang senjata tetapi aku punya senjata lain yang akan kupergunakan buat menghancurkan musuh-musuh. Ayahku sering mengingatkan aku sewaktu kecil, seorang pelajar itu umpama tentera yang berjuang di medan perang. Buku, alat tulis dan ilmu, iman dan doa adalah senjata, jika kita belajar tanpa membawa semua itu, kita umpama tentera yang ke medan perang tanpa membawa senjata! Jadi, kita dengan senang dikalahkan oleh musuh. Ya, senjata-senjata itulah yang bakal aku gunakan untuk mengalahkan musuh-musuhku. Kerana musuh-musuh Islam kini sudah menggunakan cara yang berbeza untuk menyerang pemikiran remaja Islam. Mereka menggunakan cara “ghazwatul fikri” iaitu perang pemikiran. Makanya aku akan bertindak dengan cara yang sama untuk menyerang mereka.
Kepada adik-adikku aku sering tanamkan rasa cintakan islam dan perjuangan. Dulu, sewaktu baru menginjak usia remaja, aku sempat merasakan kejahilan hidup, aku sangat kesal kerana pernah tersasar dari landasan. Aku pernah terpengaruh dengan budaya-budaya Barat yang menjadikan kehidupan hanya untuk bersenang-senang. Aku kenalkan kepada adik-adikku budaya, lagu-lagu dan majalah-majalah yang tidak islami. Sehingga kini perkara tersebut amat aku kesalkan kerana adik-adikku masih terbiasa mendengar lagu-lagu dan membaca majalah tersebut. Bagi menebus semua kesalahan yang lalu, maka sekarang aku bertekad untuk memperkenalkan kepada adik-adikku tentang wajah Islam yang sebenar. Alhamdulillah, kini mereka mulai mencintai Islam secara penuh tanpa kurang sedikit pun. Hari ini bonda masak lauk yang istimewa buat aku dan kakak. Kerana keesokkan harinya aku dan kakak akan pulang ke Indonesia buat menyambung kembali jihad yang kami tinggalkan sementara. Seperti biasa aku dan kakak turun ke dapur untuk mambantu apa yang patut. Setelah kami selesai menghidangkan makanan, aku memanggil ayah dan adik-adik untuk makan bersama. Seperti biasa, acara makan malam kami cukup sederhana tetapi meriah, jumlah ahli keluarga yang besar tidak mengurangkan sedikit pun kemeriahan malam yang penuh barakah tersebut. Adikku Wafa’ memulakan makan malam tersebut dengan membaca doa dan kami semua mengaminkan. Adikku yang kedua bungsu meminta untuk dipasangkan televisyen kerana mahu menonton berita. Memang keluarga kami sangat menyukai berita, apalagi itu semua penting buat bunda untuk mengetahui info semasa mengenai tempat-tempat yang memerlukan bantuan kemanusiaan. Namun ia sangat mendukacitakan kerana kami cuma dapat mengandalkan berita-berita di televisyen yang tidak dapat dipastikan kesahihan beritanya. Seringkali para wartawan memutarbelitkan cerita dan fakta mengikut kesusaian nafsu mereka dan arahan individu tertentu. Menyembunyikan fakta yang benar dan menyodorkan berita yang palsu. Namun, semua itu tidak akan melunturkan semangat perjuangan yang ada di hati kami kerana kami yakin bahawa suatu saat Allah pasti akan menunjukkan kebenarannya. Seperti yang terjadi pada 11 septemper 2001. Media barat mengeluarkan berita-berita yang menjatuhkan Islam dan sejak dari itu Islam dikenali sebagai agama terrorist. Namun, keluarga kami sedikit pun tidak tercuit dengan perkara tersebut. Malah kami yakin bahawa para mujahidin yang melakukan aksi tersebut mempunyai alasan tersendiri. Buktinya selepas peristiwa tersebut berbondong-bondong rakyat amerika yang memeluk agama Islam. Ini fakta yang tidak dapat disangkal. Begitu juga dengan perang yang terjadi di Afghanistan dan Iraq yang digelar oleh Bush sebagai perang Salib 2. Tentera-tentera mereka malah mengalami trauma berat kerana ketakutan mereka yang amat sangat kepada para mujahidin. Para mujahidin yang berjuang di jalan Allah berjuang untuk meraih syahid dan menggapai redha Allah sedangkan mereka, para tentera kuffar berjuang untuk meraih kehidupan dan pujian sementara dari pemimpin mereka. Tanpa disedari, mereka telah dijadikan boneka dan hamba oleh para pemimpin mereka yang kejam untuk mendapatkan dunia yang hakikatnya pasti akan berakhir. Seperti syair Khalid al-Walid: “Kami akan menyerang kalian dengan manusia-manusia yang sangat cinta kepada kematian sebagaimana kalian sangat mencintai kehidupan kalian!” Begitu juga yang dikatakan oleh salah seorang pejuang Palestin yang telah Syahid iaitu as Syahid Abdul Aziz Ar Rantisi: “Kita akan mati juga suatu hari nanti, entah disebabkan oleh Apache ataupun sakit jantung (yang pasti kita semua akan mati), dan saya memilih untuk mati dibom oleh apache (Israel)." Begitulah semangat para pejuang Islam. Mereka sama sekali tidak cinta akan dunia. Yang mereka kejar adalah kematian kerana kehidupan yang hakiki adalah setelah kematian datang menjemput, dimana syurga atau nereka yang bakal kita tempati. Usai kami makan malam, adik-adikku masuk ke kamar untuk belajar, sedangkan aku dan kakak sibuk mempersiapkan barang untuk pulang keesokan harinya. Adikku Luqman kelihatan asyik dengan komputernya. Bonda dan ayah kelihatan sedang berbual di ruang tamu. Aku datang menyapa ayah dan bonda, kerana setelah pulang ke Indonesia nanti, pasti sukar untuk aku berbual dengan mereka. Seperti biasa, obrolan kami masih seputar perjuangan. Bonda menasihatkan aku untuk menumpukan perhatian sepenuhnya terhadap pelajaran, dan berharap agar aku dapat menjadi pendakwah suatu masa kelak setelah selesai belajar. Aku membayangkan tugasku sebagai pendakwah yang amat berat, namun, inilah tugas yang harus aku galas. Bukan cuma aku, malah seluruh umat Islam. Kerana sebagai khalifah kita bertanggungjawab terhadap saudara kita dan diri kita sendiri. Aku tidak boleh pesimis dengan diri sendiri kerana Allah telah berfirman: “Jangalah kamu bersikap lemah, dan janganah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Surah Ali Imran: 139). As Syahid Imam Hasan al Banna juga pernah berpesan: “Perbaikilah diri sendiri, serulah orang lain pada kebaikan”. Jika bukan kita sebagai generasi Islam yang akan meyeru kepada kebaikan maka siapa lagi? Aku menguatkan azamku. Bonda juga menceritakan tentang misi-misinya yang mendatang. Katanya salah seorang antara kami akan ikut bonda dan para sukarelawan yang lain ke Kemboja. Misi pertama ke Kemboja sudah berjalan dengan lancar melalui dana yang disumbangkan oleh para dermawan. Sewaktu salah seorang dari kami akan ke Kemboja, yang tidak terpilih akan ke Aceh untuk melihat yayasan anak yatim yang dikelola oleh bonda disana. Aku amat berharap dapat mengikuti kedua-dua misi tersebut. Namun kami harus memilih dan aku memilih untuk ke Aceh dan kakak ke Kemboja. Insya Allah misinya akan berjalan sewaktu cuti semester mendatang. Ketika kesepian menyapa, tiba-tiba bonda menyuarakan suara hatinya yang lain. “Tahun depan bonda mau ke Palestin! Insya Allah, bonda mahu membantu saudara-saudara kita di sana. Bonda rindukan saudara kita di Palestin. Kita disini alhamdulillah dapat hidup dengan aman dan tenang tanpa tembakan peluru dan lontaran bom, sedangkan nyawa saudara kita di Palestin seperti telur dihujung tanduk. Bonda harus ke sana! Ada anak-anak bonda yang berminat nak ikut misi ini?” goda bonda sambil tersenyum. Aku terpana seketika. Berbagai bayangan muncul di benakku, tiba-tiba aku mendengar jeritan anak-anak yang kesakitan akibat tembakan dari para tentera zionis laknatullah. Darrr! Darr! Darr!! Aku mendengar lontaran bom. Bommbb!! Aku melihat lemparan batu dari para pemuda Palestin yang gagah berani yang akhirya menjahanamkan kereta kebal milik Israel. Di sekitarku penuh dengan serpihan-serpihan binaan rumah yang hancur. Para wanita dan anak-anak menagis ketakutan dan kelaparan akibat sekatan kepada bantuan yang dihulur oleh masyarakat antarabangsa. Dan aku seolah-olah menyaksikan para mujahidin yang mempersiapkan diri untuk melakukan Intifadah. Aku yakin aksi tersebut bakal menewaskan berpuluh tentera kuffar tersebut.
Lagi pembunuhan kejam Israel semalam [Reuters]Dan sesaat kemudian.. Bommbb!! Allahu Akbar!! Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!" Sepuluh orang tentera Israel mati di tangan sang peminang bidadari tersebut. "Ya Allah!! Jauhnya aku berkhayal." Benak aku sendirian.Benarkah apa yang aku dengar dari mulut bonda sebentar tadi? Jika benar maka aku rela menjadi “tentera” buat bonda. Aku bakal menjadi tentera sekaligus “penghadang” buat bonda. Jika benar bonda rindukan Palestin, aku lebih lagi merindukannnya… Palestin, tanah seribu anbiya', tanah para pejuang. "Oh Al-Aqsa, kami akan kembali memelukmu. Tidak akan kami biarkan tangan-tangan kotor itu memegangmu. Al-Aqsa pasti kembali ke pelukan Umat Muhammad. Ya Allah, semoga generasi inilah yang bakal mengembalikan Izzatul Islam yang telah tercalar. Semoga dari generasi inilah bakal lahir Salahuddin al-Ayyubi kedua yang akan menakluki kembali dua per tiga dunia. Ya Allah, jadikanlah dunia ini tempat buat kami mengejar cita-cita akhirat. Jangan kau biarkan kami mencintai dunia sehingga takut akan kematian. Ya Allah, jadikanlah kami tentera-tenteraMu, yang berjuang untuk mempertahankan AgamaMu. Ya Allah, Syahid di jalanMu adalah cita-cita tertinggi kami maka kabulkanlah doa hambaMu yang hina ini… kerana hanya kepadaMu kami meminta dan memohon…

Gnostisisme

Di dalam kancah perkembangan filsafat dari Yunani kuno hingga ke pelosok Timur yang mulai menyebar dengan seiringnya perkembangan gerakan gereja pada abad pertengahan, mempunyai dampak/ pengaruh terhadap perkembangan keintelektualan dalam dunia Islam khususnya di Timur.
Gnostisisme berasal dari bahasa Yunani yaitu gignoskein yang berarti ’’tahu’’.
Gnostisisme, seperti yang tersirat dari namanya, bukanlah suatu gerakan yang berusaha menambah pengetahuan murni. Sebaliknya gnostisisme merupakan gerakan filososiko-religius yang di kaitkan dengan agama-agama misteri dan tertuju pada keselamatan pribadi. Gnostisisme sama seperti agama-agama misteri berbicara kebijaksanaan esoterik. Ritus-ritus mistikdan kata-kata magis di gunakan untuk melindungi diri dari setan.
-Kajian penting dalam pembahasan gnostisisme
yaitu ;
Realitas membentangkan dualisme tajam antara baik dan jahat, terang dan kegelapan, dunia matererial dan dunia spiritual. Dualisme ini dapat di atasi dengan kejatuhan sang Illahi, atau sistem emanasi yang merentang dari yang spritual ke material.
Tujuh daya pencipta dunia yang seakan akan jahat dan bermusuhan atau malaikat-malaikat yang merupakan emanasi terahir dari Allah. Dan dari mereka muncul kuasa kekegelapan .
Sang Ibu Agung, Dewi langat, yang sering disebut sebagai shopia.
Sang manusia pertama, yang hidup dalam dunia ini, manusia pertama ini muncul ke dunia untuk melancarkan perang terhadap kegelapan, dan dengan kemunculanya mulailah drama kehidupan ini. Ia sebagian di taklukkan oleh kegelapan tetapi kemudian di bebaskan,atau membebaskan dirinya.
Sang penyelamat atau soter, soter ini sering di sebut manusia pertama yang pembebasanya bukan untuk dirinya sendiri akan tetapi bagi anggota baru penganut gnostisisme .Iabertugas untuk menyelamatkan sang shopia.
Melalui gnosis (usaha memastikan pengetahuan tentang apa yang terjadi ), serta melalui pemisahan secara asketis dari dunia yang lebih rendah menuju dunia paling atas.

Minggu, 11 Januari 2009

The Solar Energy System

Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap,angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi. Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh A.C. Becquerel. Ia menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari, namun sampai tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi sumber daya mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi satelit angkasa luar

Penerapan energi surya
Energi surya telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantara aplikasi tersebut antara lain :
1. Pencahayaan bertenaga surya
2. Pemanasan bertenaga surya, untuk memanaskan air, memanaskan dan mendinginkan ruangan,
3. Desalinisasi dan desinfektisasi
4. Untuk memasak, dengan menggunakan kompor tenaga surya
Apakah sel surya itu dan bagaimana cara kerjanya?
Sel surya ialah sebuah alat yang tersusun dari material semikonduktor yang dapat mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik secara langsung. Sering juga dipakai istilah photovoltaic atau fotovoltaik. Sel surya pada dasarnya terdiri atas sambungan p-n yang sama fungsinya dengan sebuah dioda (diode). Sederhananya, ketika sinar matahari mengenai permukaan sel surya, energi yang dibawa oleh sinar matahari ini akan diserap oleh elektron pada sambungan p-n untuk berpindah dari bagian dioda p ke n dan untuk selanjutnya mengalir ke luar melalui kabel yang terpasang ke sel.


Siapakah yang pertama kali menemukan sel surya?
Sejarah sel surya dapat dilihat jauh ke belakang ketika pada tahun 1839 Edmund Becquerel, seorang pemuda Prancis berusia 19 tahun menemukan efek yang sekarang dikenal dengan efek fotovoltaik ketika tengah berkesperimen menggunakan sel larutan elektrolisis yang dibuat dari dua elektroda. Becquerel menemukan bahwa beberapa jenis material tertentu memproduksi arus listrik dalam jumlah kecil ketika terkena cahaya.
Era sel surya modern baru dimulai satu abad setelah penemuan fenomena fotovoltaik pertama, yakni ketika tiga peneliti Bell Laboratories di AS (Chapin, Fullr dan Pearson) secara tidak sengaja menemukan bahwa sambungan dioda pn dari silikon mampu membangkitkan tegangan listrik ketika lampu laboratorium dinyalakan. Pada tahun yang sama, usaha mereka telah berhasil membuat sebuah sel surya pertama dengan efisiensi sebesar 6%. Dari titik inilah penelitian sel surya akhirnya berkembang hingga saat ini, dengan banyak jenis dan teknologi pembuatannya.


Berapakah efisiensi sel surya saat ini?
Saat ini, efisiensi sel surya dapat dibagi menjadi efisiensi sel surya komersil dan efisiensi sel surya skala laboratorium.
Sel surya komersil yang sudah ada di pasaran memiliki efisiensi sekitar 12-15%. Sedangkan efisiensi sel surya skala laboratorium pada umumnya 1,5 hingga 2 kali efisiensi sel surya skala komersil.
Hal ini disebabkan pada luas permukaan sel surya yang berbeda. Pada sel surya di pasaran, sel yang dipasarkan pada umumnya memiliki luas permukaan 100 cm2 yang kemudian dirangkai mejadi modul surya yang terdiri atas 30-40 buah sel surya. Dengan semakin besarnya luas permukaan sel surya, maka sudah menjadi pengetahuan umum jika terdapat banyak efek negatif berupa resistansi sirkuit, cacat pada sel dan sebagainya, yang mengakibatkan terdegradasinya efisiensi sel surya.
Pada sel surya skala laboratorium, luas permukaan sel yang diuji hanya berkisar kurang dari 1 cm2. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kondisi ideal sel surya yang bebas dari cacat maupun resistansi ketika dihubungkan ke sebuah sirkuit. Disamping itu, kecilnya luas permukaan sel surya memudahkan proses pembuatannya di mana alat yang dipakai di dalam laboratorium ialah alat yang berukuran kecil.


Apakah sel surya sudah diproduksi di Indonesia?
Sepanjang pengetahuan penulis, level produksi sel surya di Indoneisa masih dalam tahap assembly atau perakitan yang beberapa bahannya diimpor dan sebagian diproduksi di dalam negeri. PT LEN sejauh ini mempu membuat sel surya tersebut. Secara khusus, pabrik sel surya di Indonesia masih etrbilang sangat langka. Produk produk sel surya yang dipasarkan di Indonesia mayoritas merupakan hasil impor.


Seberapa besar potensi yang dimiliki oleh negara kita untuk mengembangkan teknologi sell surya ?
Sel surya mengandalkan siraman sinar matahari dengan intensits yang memadai. Dengan letak geografis Indonesia di khatulistiwa dengan jaminan limpahan sinar matahari sepanjang tahun tidak mengalami perubahan berarti, maka sel surya patut menjadi salah satu bentuk energi masa depan yang perlu dikembangkan oleh anak bangsa. Hal ini pula didukung oleh efisiensi sel surya yang terus meningkat plus biaya produksi nya yang semakin kecil.

Untuk dapat beroperasi, sarana pendukung apa saja yang dibutuhkan?
Sel surya hanya merupakan satu komponen penyerap cahaya yang langusng mengkonversi cahaya tsb menjadi litstrik. Agar listrik dari sel surya ini dapat dimanfaatkan, maka sel surya membutuhkan apa yang disebut dengan Balance of System (BOS) yang paling minim terdiri atas; inverter (mengubah listrik DC dari sel surya menjadi listrik AC untuk keperluan sehari hari), baterei (untuk menyimpan kelebihan muatan listrik guna pemakaian darurat atau malam hari), serta beberapa buah controller untuk mengatur secara optimal daya keluaran sel surya.

Berapa harga sel surya lengkap berikut komponen pendukungnya?
Secara umum, harga sel surya berikut BOS sekitar US$ 8-10/Watt. Harga ini harga sel surya tanpa adanya subsidi atau potongan harga dsb. Dan biaya sel surya biasa dikonversi ke dalam satuan US$/Watt. Jika seseorang ingin membeli sel surya untuk keperluan penerangan rumah tangga yang sekitar 900 Watt, maka secara kasar biaya yang perlu dikeluarkan (diinvestasikan?) sebesar 900 Watt x US$ 8 = US$ 7200. Harga ini sudah termasuk biaya pemasangan dan beberapa komponen pendukung untuk dipasang di atap sebuah rumah. Dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah (subsidi, potongan harga, kredit pembelian dsb) harga sel surya ini dapat ditekan hingga hanya tinggal 30% saja.

Mengapa harga sel surya terbilang sangat mahal dibandingkan dengan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit konvensional?
Ada beberapa alasan untuk ini;
Pertama, sel surya mengandalkan bahan silikon sebagai material penyerap cahaya matahari. Dan harga silikon ini meningkat seiring dengan permintaan industri semikonduktor ditambah dengan suplai bahan baku silikon yang terbatas. Silikon yang dipakai sebagai bahan dasar chip di dunia mikroelektronika/semikonduktor ini semakin dibutuhkan mengingat adanya peningkatan tajam untuk produksi peralatan elektronika mulai dari komputer, monitor, televisi dsb. Hal ini diperparah dengan jenis sel surya yang paling banyak dipasarkan di dunia yakni sel surya jenis silikon sehingga sel surya secara langsung harus berkompetisi dengan industri lain untuk mendapatkan bahan baku silikon.
Kedua, perlu digaris bawahi bahwa harga listrik konvensional sebagai bahan perbandingan harga listrik sel surya ialah harga setelah mendapat subsidi. Subsidi ini dimaksudkan agar listrik dapat menjangkau segala lapisan masyarakat, sedangkan sel surya sebaliknya, tidak mendapat subsidi atau dukungan yang membuat harga sel surya terasa mahal. Sebagai perbandingan, di negara-negara yang sudah mapan memanfaatkan sel surya, pemerintah negara-negara tersebut sudah memberlakukan segala program kebijakan agar sel surya dapat memasyarakat semisal subsidi, kredit pembelian, feed-in-tariff dan sebagainya. Sebagai contoh di Korea Selatan, harga sel surya yang dibeli oleh konsumen setempat mampu ditekan hingga 70% sekitar US$ 3 hingga 4 per Watt-nya.


Di mana kita bisa mendapatkan produk sel surya di Indonesia dan berapa harganya ?
Mungkin paling mudah melacaknya di Internet.Kebetulan juga, salah seorang pengunjung Blog ini pernah memberi info adanya sebuah webste portal belanja produk-produk kita. Silakan klik link berikut ini
Di sana, kita dapat menemukan beberapa toko di bilangan Jakarta yang menyediakan produk berikut perangkat penunjang sel surya. Beberapa toko memasarkan sel surya dengan harga Rp. 5 Juta/50 Watt modul sel surya. Harganya mengikuti harga pasaran internasional ~ US$ 10/Watt kira-kira.
Energi Surya Sebagai Alternatif Masa Depan
Energi Surya Sebagai Alternatif Masa Depan
Jika kita melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini, penggunaan energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 persen antara tahun 2000 sampai 2030. Sumber energi yang berasal dari fosil, yang saat ini menyumbang 87,7 persen dari total kebutuhan energi dunia diperkirakan akan mengalami penurunan disebabkan tidak lagi ditemukannya sumber cadangan baru. Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia diperkirakan hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan konsumsi energi tahun 2004 saja sebesar 4,3 persen), serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi lingkungan membuat tuntutan untuk segera mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang terbaharukan.
Di antara sumber energi terbaharukan yang saat ini banyak dikembangkan [seperti turbin angin, tenaga air (hydro power), energi gelombang air laut, tenaga surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan bio-energi], tenaga surya atau solar sel merupakan salah satu sumber yang cukup menjanjikan. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10 persen sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.
Energy surya atau dalam dunia internasional lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell, merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu merubah energi sinar matahari menjadi energi listrik. Pengertian photovoltaic sendiri merupakan proses merubah cahaya menjadi energi listrik. Oleh karena itu bidang penelitian yang berkenaan dengan energi surya ini sering juga dikenal dengan penelitian photovoltaic. Kata photovoltaic sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani photos yang berarti cahaya dan volta yang merupakan nama ahli fisika dari Italia yang menemukan tegangan listrik. Sehingga secara bahasa dapat diartikan sebagai cahaya dan listrik photovoltaic.
Efek photovoltaic pertama kali berhasil diidentifikasi oleh seorang ahli Fisika berkebangsaan Prancis Alexandre Edmond Becquerel pada tahun 1839. Atas prestasinya dalam menemukan fenomena photovoltaic ini, Becquerel mendapat Nobel fisikia pada tahun 1903 bersama dengan Pierre dan Marrie Currie. Baru pada tahun 1883 divais solar sel pertama kali berhasil dibuat oleh Charles Fritts. Charles Fritts saat itu membuatsemikonduktor Selenium yang dilapisi dengan lapisan emas yang sangat tipis sehingga berhasil membentuk rangkaian seperti hubungan semikonduktor tipe p dan tipe n. Pada saat itu efisiensi yang didapat baru sekitar 1 persen. Pada perkembangan berikutnya seorang peneliti bernama Russel Ohl dikenal sebagai orang pertama yang membuat paten tentang divais solar sel modern. Efisiensi divais solar sel dan harga pembuatan solar sel merupakan masalah yang paling penting untuk merealisasikan solar sel sebagai sumber energi alternatif. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara tenaga listrik yang dihasilkan oleh divais solar sel dibandingkan dengan jumlah energi yang diterima dari pancaran sinar matahari.
Pada tengah hari yang cerah radiasi sinar matahari mampu mencapai 1000 watt permeter persegi. Jika sebuah divais semikonductor seluas satu meter persegi memiliki efisiensi 10 persen maka modul solar sel ini mampu memberikan tenaga listrik sebesar 100 watt. Saat ini modul solar sel komersial berkisar antara 5 hingga 15 persen tergantung material penyusunnya. Tipe silikon kristal merupakan jenis divais solar sel yang memiliki efisiensi tinggi meskipun biaya pembuatannya relatif lebih mahal dibandingkan jenis solar sel lainnya.
Pembangkit energi surya sebenarnya tergantung pada efisiensi mengkonversi energi dan konsentrasi sinar matahari yang masuk ke dalam sel tersebut. Professor Smalley, peraih Nobel bidang kimia atas prestasinya menemukan Fullerene, menyatakan bahwa teknologi nano menjanjikan peningkatan efisiensi dalam pembuatan sel surya antara 10 hingga 100 kali pada sel surya. Smalley menambahkan bahwa cara terbaik untuk mendapatkan energi surya secara optimal telah terbukti ketika sel surya dimanfaatkan untuk keperluan satelit ruang angkasa dan alat alat yang diletakkan di ruang angkasa. Penggunaan sel surya dengan meletakkannya di ruang angkasa dapat dengan baik dilakukan karena teknologi nano diyakini akan mampu menciptakan material yang super kuat dan ringan yang mampu bertahan di ruang angkasa dengan efisiensi yang baik.
Perkembangan yang menarik dari teknologi sel surya saat ini salah satunya adalah sel surya yang dikembangkan oleh Michael Gratzel. Gratzel memperkenalkan tipe solar sel photokimia yang merupakan jenis solar sel exciton yang terdiri dari sebuah lapisan partikel nano (biasanya titanium dioksida) yang di endapkan dalam sebuah perendam (dye). Jenis ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1991 oleh Gratzel, sehingga jenis solar sel ini sering juga disebut dengan sel Gratzel atau dye-sensitized solar cells (DSSC). Sel Gratzel dilengkapi dengan pasangan redoks yang diletakkan dalam sebuah elektrolit (bisa berupa padat atau cairan). Komposisi penyusun solar sel seperti ini memungkinkan bahan baku pembuat sel Gratzel lebih fleksibel dan bisa dibuat dengan metode yang sangat sederhana seperti screen printing. Meskipun solar sel generasi ketiga ini masih memiliki masalah besar dalam hal efisiensi dan usia aktif sel yang masih terlalu singkat, solar sel jenis ini diperkirakan mampu memberi pengaruh besar dalam sepuluh tahun ke depan mengingat harga dan proses pembuatannya yang sangat murah. Indonesia sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadikan solar sel sebagai salah satu sumber energi masa depannya mengingat posisi Indonesia pada khatulistiwa yang memungkinkan sinar matahari dapat optimal diterima di permukaan bumi di hampir seluruh Indonesia.
Berdasarkan perhitungan Mulyo Widodo dalam kondisi puncak atau posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di permukaan panel surya di Indonesia seluas satu meter persegi akan mampu mencapai 900 hingga 1000 Watt. Lebih jauh pakar solar sel Wilson Wenas menyatakan bahwa total intensitas penyinaran perharinya di Indonesia mampu mencapai 4500 watt hour per meter persegi yang membuat Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari ini. Dengan letaknya di daerah katulistiwa, matahari di Indonesia mampu bersinar hingga 2.000 jam pertahunnya. Dengan kondisi yang sangat potensial ini sudah saatnya pemerintah dan pihak universitas membuat satu pusat penelitian solar sel agar Indonesia tidak kembali hanya sebagai pembeli divais solar sel di tengah melimpahnya sinar matahari yang diterima di bumi Indonesia. Namun teknologi ini masih terbilang cukup mahal, Karena solar sel yang berada di pasaran harganya masih cukup tinggi, sehingga pemerintanh masih enggan melirik teknologi ini. Penelitian di bidang tenaga surya sangat dibutuhkan utnuk mengembangkan potensi Indonesia sebagai negera tropis. Teknologi sel surya murah dan ramah lingkungan di perlukan utuk pengembangan potensi Indonesia mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu.
Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri.
Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroler macam ini cukup mahal.

PHOTOVOLTAIC
Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunakan Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan : . Modul sel surya Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour Meters.
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.
Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.
Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan, semi­konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk mengirim elektron ke perabot listrik. Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.
KOMPONEN – KOMPONEN DARI PLTS3.
1. Solar Module
Dalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat komponen utama PLTS yaitu solar module. Setelah menjelaskannya, maka dilanjutkan dengan trend kedepan teknologi yang berkaitan dengan solar module.
2. Apa itu solar cell?
Sebelum membahas sistim pembangkit listrik tenaga surya, pertama-tama akan dijelaskan secara singkat komponen penting dalam sistim ini yang berfungsi sebagai perubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang disebut solar cell yang besarnya sekitar 10 ~ 15 cm persegi. Komponen ini mengkonversikan energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik. Solar cell merupakan komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan semikonduktor. multicrystalline silicon adalah bahan yang paling banyak dipakai dalam industri solar cell. Multicrystalline dan monocrystalline silicon menghasilkan efisiensi yang relativ lebih tinggi daripada amorphous silicon. Sedangkan amorphus silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain dari bahan nonorganik diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap penelitian.Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari solar cell yang sekarang diproduksi sangat bervariasi. Monocrystalline silicon mempunyai efisiensi 12~15 %. Multicrystalline silicon mempunyai efisiensi 10~13 %. Amorphous silicon mempunyai efisiensi 6~9 %. Tetapi dengan penemuan metode-metode baru sekarang efisiensi dari multicrystalline silicon dapat mencapai 16.0 % sedangkan monocrystalline dapat mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam satu konferensi pada September 2000, perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi solar cell yang mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini merupakan efisiensi yang terbesar yang pernah dicapai.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut module. Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam bentuk module ini.Pada applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module masih cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W) maka dalam pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array seluas kira-kira 20 ~ 30 meter persegi. Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module produksi Sharp yang bernomor seri NE-J130A yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas 23.1m2 untuk menghasilkan listrik sebesar 3.00 kW. Besarnya kapasitas PLTS yang ingin dipasang menambah luas area pemasangan.
Penerapan Photovoltaic (PV) Power System di Indonesia

Memperhatikan kesuksesan Arab Saudi dalam mengaplikasikan pembangkit listrik PV sebagai pensuplai energi listrik untuk penerangan terowongan, Indonesia dapat pula meniru kesuksesan tersebut bila adanya keseriusan dari pemerintah Indonesia di bidang ini. Penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 220 juta, sebagian besar tinggal di pedesaan dan masih banyak yang belum mendapatkan akses terhadap energi listrik. Sehingga perlu suatu kebijakan yang dapat mendorong penyediaan energi khususnya listrik bagi masyarakat pedesaan.

Energi merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kegiatan ekonomi. Dengan tersedianya energi, peluang untuk melakukan kegiatan produktif dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya setempat cukup banyak. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian dan mengurangi tingkat kemiskinan.

Oleh karena itu, perlu suatu kebijakan yang dapat mendorong penyediaan energi khususnya listrik bagi masyarakat pedesaan. Kebijakan tersebut antara lain kebijakan pendanaan. Kebijakan yang diperlukan antara lain dengan memberikan subsidi, insentif fiskal dan berbagai kemudahan fasilitas. Berdasarkan studi komparatif, penulis memandang perlu kebijakan yang komprehensif oleh pemerintah dalam pengembangan energi pedesaan.

Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menyediakan energi bagi masyarakat pedesaan terutama listrik. Pemerintah telah mencanangkan program listrik masuk desa bahkan program listrik bertenaga sumber daya lokal seperti tenaga surya. Namun semua itu belum cukup, karena masih banyak daerah pedesaan terutama di daerah terpencil yang belum terjangkau karena sulitnya medan dan besarnya biaya dan investasi yang diperlukan.

Penerapan PLTS oleh BPPT dimulai dengan pemasangan 80 unit PLTS (Solar Home System, Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk Lampu Penerangan Rumah) di Desa Sukatani, Jawa Barat pada tahun 1987. Setelah itu pada tahun 1991 dilanjutkan dengan proyek Bantuan Presiden (Banpres Listrik Tenaga Surya masuk Desa) untuk pemasangan 3.445 unit SHS di 15 propinsi yang dinilai layak dari segi kebutuhan (tidak terjangkau oleh PLN), kemampuan masyarakat setempat (pembayaran dengan cara mencicil) dan persyaratan teknis lainnya. Program Banpres Listrik Tenaga Surya Masuk Desa yang telah memperoleh sambutan sangat menggembirakan dari masyarakat pedesaan dan telah terbukti dapat berjalan dengan baik akan dijadikan model guna implementasi Program Listrik Tenaga Surya untuk Sejuta Rumah.
Program ini juga merupakan salah upaya untuk mencapai target Pemerintah dalam melistriki seluruh pedesaan dan daerah terpencil di Indonesia dengan ratio elektrifikasi nasional di atas 75 persen. Besarnya biaya investasi untuk per unit PLTS ini mendorong BPPT mencari sumber dana pembiayaan serta membuat pola pengelolaan dan pendanaan. Pola ini terus berubah sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang berlaku.


Tabel 2. Pengembangan Energi Alternatif Nasional; dikutip dari Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025

Semenjak tahun 2005, Pemerintah optimis terhadap program-program energi yang dirancangnya melalui Blueprint Pengelolaan Energi Nasional. Banyak jenis energi baru dan terbarukan (EBT) mulai dinyatakan untuk dikelola secara resmi dan serius di tataran nasional. Salah satunya energi surya, dimana merupakan salah satu perhatian pemerintah dalam meningkatkan aplikasi energi alternatif di Indonesia. Energi surya difokuskan untuk memenuhi kebutuhan energi pada sektor Pembangkitan Tenaga Listrik serta menangani kebutuhan energi Rumah Tangga dan Bangunan Komersial.
Kebijakan pemerintah tersebut sangat baik, namun beberapa langkah lain masih harus dilaksanakan. Adanya sinergi antara bidang-bidang yang terkait mutlak diperlukan. Sehingga diharapkan Blueprint tersebut dapat tercapai dengan baik dengan hasil memuaskan. Pemerintahpun telah membuat Roadmap Energi Surya untuk mendeskripsikan target-target spesifik dalam mewujudkan keinginan negara ini.

Tabel 3. Roadmap Energi Surya;
dikutip dari Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025

Kronologi Pelaksanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia
Berikut ini adalah beberapa data seputar pelaksanaan pembangkit listrik bertenaga surya yang diaplikasikan di Indonesia. PLTS di Indonesia (sampai 1997):
· Pengenalan Teknologi Surya melalui program militer 1970
· Proyek PLTS pertama dimulai oleh BPPT, Desa Sukatani, Sukabumi 1988.
· Proyek Sukatani dinyatakan sukses, dilanjutkan dengan program serupa (sasaran 1 juta rumah di desa) melalui dana Banpres, Ausaid, USAID, Novem, Bavarian State Matching Fund, PKT, PPLT dsb, 1989 - 1996;
· PLTS diperoleh dari bantuan international atau dibeli dengan APBN/APBD, dan pelaksanaan oleh perusahaan swasta dan LSM;
· Umumnya PLTS diberikan kepada masyarakat secara 100 % hibah, distribusi/instalasi oleh swasta atau LSM (jumlah terbatas);
· Sasaran “Proyek 1 Juta Rumah” jauh dari tercapai dan proyek tidak dilanjutkan antara lain akibat krisis moneter 1998-2000.
PLTS (terutama pembangkit PV) di Indonesia (2000 - sekarang)Kalangan pemerhati PLTS menilai Proyek tidak berhasil antara lain karena:
· Sangat rentan terhadap ketersediaan dana dari Pemerintah atau Donor;
· Distribusinya cenderung tidak adil/merata karena keterbatasan dana;
· Pelaksanaan distribusi tidak disertai dengan pelayanan “purna instalasi”, tidak ada jaminan keberlanjutan sistim;
· Tidak mendidik masyarakat untuk mandiri (tidak menimbulkan rasa memiliki);
· Tidak mendorong/menghambat proses komersialisasi PLTS yang mampu menjadikan PLTS sebagai komoditas, sebagaimana listrik konvensional (PLN);
· Pelaksanaan proyek menjadi ajang KKN di tingkat Pusat maupun Daerah;
· Dari kaca mata bisnis PLTS, sistem distribusi melalui proyek tidak melahirkan bisnis yang berkesinambungan (sustainable), karena tergantung dari ada tidaknya dana untuk proyek.
Kondisi Photovoltaic (PV) Power System di Inodnesia saat ini:
· Beberapa perusahaan masih aktif dalam distribusi PV di pedesaan.
· Aktivitas utama bisnis PV (retail) berada di Propinsi Lampung, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu,Sulawesi Selatan, dan didaerah lain seperti Bangka Belitung, Bali, NTB, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Utara, Riau, aktivitas bisnis ritel baru dalam tahap permulaan.
· Proyek pengadaan PV untuk hibah 100% masih tetap diadakan di hampir seluruh Daerah (Tk I/II), dengan dana APBN/APBD. Praktek ini potensial menjadi penghambat bagi perkembangan bisnis PLTS yang berkelanjutan.
kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. .
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga surya dan trend teknologi yang ada.


KONSEP KERJA SISTEM PLTS
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita.
Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu.
Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri.
Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroler macam ini cukup mahal.


1. Biaya produksi pembuatan sel surya.
Jika kita melihat proses pembuatan sel surya dengan mengambil contoh sel surya silikon yang menempati 90% pangsa pasar sel surya saat ini, maka terlihat adanya proses produksi yang melibatkan modal besar (high capital), yakni industri semikonduktor. Industri semikonduktor ini masih merupakan industri padat modal karena bersandar pada pembuatan dan penyediaan silikon, lebih tepatnya wafer silikon. Sejatinya, silikon sendiri ialah elemen terbanyak kedua di kulit bumi setelah oksigen, sehingga harganya relatif rendah.
Hanya saja, dengan kebutuhan industri semikonduktor yang meminta kadar kemurnian silikon sangat tinggi, sekitar 1 bagian per milyar (1 ppb), biaya pemrosesan silikon untuk semikonduktor menjadi berlipat-lipat. Proses pembuatan silikon sejak dari penambangan, pemurnian dan pemotongan inilah yang memilki andil sekitar 65% dari total harga sebuah sel surya. Data tahun 2004 mengenai harga silikon dunia dengan kadar tersebut kira-kira US$ 50/kg dan terus meningkat dikarenakan adanya permintaan industri semikonduktor maupun elektronik. Pemrosesan seperti pembuatan sel dan enkapsulasi sel surya masing-masing menyumbang 10 dan 25% dari total harga sel surya.


Secara kasar, saat ini, harga sebuah sel surya sekitar US$ 4-5/Watt, belum termasuk pendukungnya. Sehingga jika seorang konsumen hendak membeli sel surya dengan daya 50 Watt, maka perlu menganggarkan biaya sekitar US$ 200-250 (lihat tabel di akhir tulisan).
Agak sedikit melebar, lantas, bisakah kita membuat industri sel surya sendiri agar sel surya bisa lebih mudah terjangkau di pasar sendiri?
Pada dasarnya tentu saja hal ini sangat mungkin dengan beberapa catatan menurut opini saya.
Pertama, pembuatan silikon untuk sel surya atau semikonduktor ialah sebuah usaha padat modal yang sangat besar dari segi investasi. Dan tidak semua negara di dunia yang mampu secara teknologi melakoni pekerjaan besar ini, hanya beberapa negara saja yang mampu membuat silikon dengan kadar yang dibutuhkan maupun wafer silikon, semisal, Amerika, Jerman, Jepang dan Korea. Selain itu, industri pembuatan silikon berkadar tinggi maupun pembuatan wafer silikon ini juga menyedot tenaga listrik yang cukup besar. Namun mengingat bahan dasar silikon seperti pasir silika ini mudah ditermui di Indonesia (lihat kutipan berita Kompas di Blog ini) , dengan dukungan investor dan pemerintah, saya kira kita cukup mampu dalam hal ini. Masak calon PLTN Muria yang heboh 80 trilyun saja kita menyanggupi, membuat sebuah pabrik wafer silikon saja kurang mampu?
Kedua, jika dalam jangka pendek tujuannya ialah memasarkan sel surya sebanyak mungkin, maka kita perlu meniru langkah China dalam memasarkan sel surya di negaranya. Industri-industri China tidak membuat material dasar silikon untuk sel surya ini. Mereka juga tidak memiliki kemampuan dalam membuat mesin-mesin yang dipergunakan pabrik-pabrik mereka untuk membuat sel surya dalam skala besar.
Hanya saja, strategi mereka ialah, mengimpor mesin-mesin pabrik dari Jerman sebagai bahagian dari investasi, serta mengimpor material silikon khusus untuk sel surya dari negaa-negara lain semisal, Jerman, Jepang dan Korea Selatan. Keunggulan komparatif upah pekerja yang murah, membuat sel-sel surya made in China saat ini merajai pasaran sel surya Eropa selain menjadi tuan rumah di negara sendiri. Hal ini saya saksikan sendiri dalam ajang PVSEC-15 di Shanghai, China. Mungkin strategi ini dalam jangka pendek bisa diterapkan di Indonesia. Namun kembali lagi, kita masih menunggu peran investor dan negara dalam hal ini.
2. Biaya perangkat dan pelayanan pendukung.
Memanfaatkan sel surya untuk keperluan apapun membutuhkan perangkat pendukung yang disebut Balance of System (BOS) yang biasanya terdiri atas baterei, inverter, biaya pemasangan serta infrasturktur (lihat gambar berikut). Di sini peran BOS sangat penting sehinga semua ini (Sel surya + BOS) disebut dengan sistem fotovoltaik. Baterei serta pegontrolnya diperlukan untuk meyimpan tenaga listrik untuk pemakaian di malam hari jika diperlukan. Inverter dibutuhkan untuk mengubah keluaran sel surya yang berarus DC menjadi AC sesuai dengan keperluan perumahan. Dan instalasi diperlukan untuk menyelaraskan bentuk (atap) rumah dengan berapa luas sel surya atau daya yang dibutuhkan agar optimal.


Gambar di bawah ini sedikit menggambarkan berapa porsi anggaran yang dibutuhkan pada saat pemasangan dan perbandingannya pada 20 tahun kemudian. Asumsi memakai 1300 Watt menggunakan baterei 35 Ah. Literatur ini menggunakan negara Meksiko sebagai contohnya.

Di sana terlihat bahwa komponen baterei yang memiliki masa pakai optimum yang terbatas (sekitar 4 tahun), memerlukan perhatian khusus terutama karena adanya penambahan biaya ekstra untuk penggantian baterei baru.
Secara perhitungan kasar, harga Sel surya + BOS ini mencapai US$ 8-10/Watt. Sehingga jika hendak menggunakan sel surya di perumahan lengkap dengan sarana pendukungnya untuk 1300 Watt atau 1.3 kW, maka biaya kasar yang perlu diperlukan kira-kira 1300 Watt x (US$ 8 – 10) = US$ 10.400 – 13.000 atau jika di-rupiah-kan sekitar Rp 98.880.000 – 117.000.000 dengan masa pakai 20 tahun lebih dan biaya tambahan untuk penggantian baterei per 4-5 tahun sekali.
Tabel di bawah merupakan simulasi perhitungan biaya yang diperlukan untuk memasang sel surya di sebuah rumah dengan kapasitas daya terpasang sebesar 50 Watt. Jika hendak memasang sel surya di rumah dengan daya 1000 Watt mirip dengan rata-rata daya terpasang pada rumah di Indonesia dari PLN, maka harga total tinggal dikalikan saja dengan 20.

Energi surya adalah sumber energi terbarukan yang sedang dan (kemungkinan) akan berkembang paling cepat. Tapi, teknologi energi surya memiliki kelemahan laten, karena tidak bisa membangkitkan listrik di malam hari atau saat sinar matahari tertutup awan. Lalu bagaimana solusinya?
Sebuah konsorsium bernama SolarReserve menawarkan satu solusi menjanjikan, baik dari segi kehandalan sistem, ekonomi, maupun keamanan lingkungan. Jawabannya ada pada garam.
SolarReserve menggunakan teknologi yang dapat menyimpan energi panas cahaya matahari di dalam larutan garam mendidih. Proyek pertama SolarReserve akan menghasilkan listrik 500 MW (dapat menyediakan listrik sekitar 400 ribu rumah), setara dengan kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar batubara, tapi tidak menghasilkan gas rumah kaca.
Berbeda dengan pembangkit listrik tenaga surya lain, teknologi milik SolarReserve dapat menghasilkan listrik saat langit mendung, bahkan malam hari. Dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, SolarReserve merencanakan membangun 10 pembangkit listrik jenis ini.
Pembangkit listrik yang menggabungkan energi surya dan larutan garam ini memiliki prinsip kerja hampir serupa dengan pembangkit listrik tenaga surya di Seville. Di Seville terdapat ratusan cermin yang memantulkan sinar matahari ke sebuah tower. Pada tower ini diletakkan tanki besar berisi air. Energi matahari akan memanaskan air di dalam tanki, lalu menghasilkan uap panas, yang kemudian disalurkan ke turbin-turbin untuk menghasilkan listrik.

Pembangkit listrik tenaga surya (thermal) 11 MW di Seville, Spanyol (Foto: http://www.ens-newswire.com/ens/jun2006/2006-06-30-02.asp)
Pada teknologi milik SolarReserve, mereka tidak menggunakan ‘air biasa’ di dalam tanki, tapi air garam. Ratusan cermin memantulkan cahaya matahari ke tanki, memanaskan air garam hingga 1,000 derajat Fahrenheit (538 derajat Celsius). Air garam mendidih (yang membawa uap panas) lalu dipompa ke generator untuk memutar turbin uap dan menghasilkan listrik.

Diagram pembangkit listrik tenaga surya-garam mendidih
Hingga di sini, prinsip kerja pembangkit milik SolarReserve masih sama dengan pembangkit di Seville. Lalu apa yang membedakan? Pembangkit di Seville tidak dapat beroperasi di malam hari atau saat cuaca mendung, sedangkan milik SolarReserve dapat bekerja 24 jam sehari. Inilah keunggulan utama teknologi baru ini.
Rahasianya adalah karena SolarReserve menggunakan garam, campuran sodium dan potassium nitrate. Larutan tersebut memiliki kemampuan menyimpan panas. Riset yang dilakukan The National Solar Thermal Test Facility menyimpulkan bahwa garam mendidih adalah larutan yang paling baik digunakan menyalurkan energi panas. Selanjutnya lembaga tersebut mengatakan bahwa panas yang tersimpang masih cukup untuk memutar turbin uap tekanan tinggi, walaupun saat tidak ada sinar matahari. Keuntungan lain dari teknologi ini adalah karena tidak melibatkan bahan-bahan yang dapat terbakar, tidak beracun, dan yang paling penting tidak menghasilkan karbon dioksida

Sabtu, 10 Januari 2009

Najmah An Najwa

Apa sih Najmah An Najwa itu ? Kedua kata ini berasal dari bahasa Arab. Najmah artinya bintang, sedangkan Najwa artinya rahasia. Jadi Najmah An Najwa adalah bintang rahasia. Lantas, mengapa blog ini diberi nama Najmah An Najwa. Blog inilah tempat kita berbagi ilmu dan cerita. Najmah/bintang adalah lambang dari ilmu yang berfungsi sebagai petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Dalam gelapnya malam, orang zaman dahulu menggunakan bintang sebagai petunjuk arah. Dalam gelapnya kehidupan kita membutuhkan ilmu sebagai petunjuk dan penerang jalan kita. Sedangkan ilmu itu sendiri unik dan penuh dengan misteri sehingga tak akan ada habis-habisnya jika terus kita kupas, inilah alasan adanya kata Najwa dalam nama blog ini. Di sisi lain ada alasan tersendiri dari pembuat blog ini untuk memberi nama Najmah An Najwa. Sebagaimana makna dari kata ini, alasan lain inipun masih menjadi misteri yang hanya diketahui oleh Allah SWT tentunya, pembuat blog, dan orang-orang terdekat pembuat blog.